Authorial Voice

Semua karya tulis, termasuk artikel ilmiah, membawa authorial voice yang menunjukan identitas dan persona penulis.

Cara penulis membangun authorial voice di dalam tulisannya menjadi sangat penting karena metode yang digunakan berkontribusi kepada keberterimaan karya tulis yang dihasilkan. Authorial voice yang baik membantu pembaca memahami artikel.

Sebenarnya, apa sih yang dimaksud dengan authorial voice?

Begini, coba bayangkan anda sedang berbicara dengan seorang anak berusia 5 tahun. Anda ingin mengajak dia makan es krim. Jenis kalimat apa yang akan anda gunakan untuk meyakinkan dia untuk ikut makan es krim bersama anda? Bagaimana dengan isi dan diksinya? Apakah anda akan bercerita tentang komposisi kimia es krim dengan istilah-istilah teknis? Atau anda akan bercerita tentang rasa es krim coklat yang enak dengan bahasa yang mudah dipahami? Nah, isi dan bahasa yang kita gunakan (termasuk diksi, istilah teknis, frasa khusus, jenis kalimat) menghasilkan gambaran tentang siapa kita dari sudut pandang anak itu. Bagaimana dengan artikel ilmiah?

Sekarang kita bawa analogi tersebut ke dalam konteks penulisan artikel ilmiah. Artikel ilmiah adalah salah satu media komunikasi bagi para ahli di bidang tertentu. Lo, tapi saya kan bukan ahli. Mungkin anda memiliki pandangan seperti itu. Sama, saya juga merasa bahwa saya bukan ahli. Tapi, perlu kita pahami bahwa artikel ilmiah adalah media bagi ahli untuk saling bertukar argumen, bukan media bagi anak-anak yang tertarik dengan iming-iming es krim 🙂   sehingga, isi dan bahasa yang kita gunakan harus berada pada tingkatan tersebut.

Authorial voice adalah identitas penulis di dalam tulisan yang dibangun dengan penggunaan bahasa dan pemilihan topik/isi tulisan. Authorial voice yang baik adalah yang sesuai dengan jenis tulisannya, bukan yang melulu menggunakan kalimat ala-ala professor kosmos dari galaksi lain 😀    Darimana kita bisa belajar membangun authorial voice yang baik? Banyak membaca dan sering berlatih menulis. Tidak ada cara lain.

Satu lagi, jangan lupa menyimpan frasa-frasa penting dari area kita masing-masing. That will help. Itu akan membantu kita berkomunikasi dengan kolega penulis/peneliti yang sekaligus pembaca karya kita.

Terakhir, my question, apa yang ada di benak anda ketika membaca tulisan in? Apa yang anda bayangkan tentang penulisnya?

Ngeri kan haha…

Comments are closed.

Proudly powered by WordPress | Theme: Baskerville 2 by Anders Noren.

Up ↑