Manusia cenderung memiliki sifat konformis, berperilaku untuk memenuhi harapan kelompok atau komunitas di mana dia tinggal. Konformitas memang membantu individu untuk dapat diterima oleh kelompok atau komunitas, tapi di sisi lain sifat konfomis membuat manusia kehilangan sisi uniknya. Tatkala setiap orang ingin menjadi seperti kebanyakan orang, maka individu-individu akan menjadi semakin homogen, mirip antara satu dengan yang lainnya. Apa yang bisa kita lakukan agar kita memiliki warna yang berbeda tanpa mengorbankan keberterimaan kita di kelompok atau komunitas kita?
Negosiasi (negogiating). Konon -dan memang benar- identitas manusia adalah komoditas yang dinamis, berubah-ubah dan bisa dimainkan. Identitas kita adalah hasil negosiasi antara diri kita, cara kita melihat diri sendiri, dan ekspektasi sosial (kelompok/komunitas) – see theories in psychology on identities. Dengan pemahaman ini, kita harus menyadari bahwa identitas harus diupayakan. Kita harus memiliki kesadaran penuh atas diri kita dan interaksinya dengan lingkungan sosial di mana kita berada. Perbedaan adalah warna, yang harus -secara sadar- dimainkan dalam negosiasi identitas kita.