Resep Menulis

Sebenarnya, apa sih resep menulis supaya tulisan kita ‘berisi’ dan mudah dipahami pembaca? Apakah ada resep khusus atau resep rahasia yang diturunkan dari Planet Namek yang berada pada kordinat 9045XY dalam Tata Surya 7?

Tidak ada resep rahasia

Tidak ada resep rahasia menulis. Hanya, kita sering melupakan hal-hal sederhana yang menjadi bagian penting dari proses menulis. Misalnya, membaca sebagai proses mencari bahan tulisan. Banyak mahasiswa mengeluh kesulitan menulis. Pak, saya mengalami writer’s block. Saya tidak bisa menulis satu kalimat pun. Ketika saya tanya, apa sudah membaca buku? Jawaban yang sering muncul adalah… bisa ditebak ya. Belum! atau hanya satu dua buku.

Membaca adalah bagian penting dari proses menulis. Dalam workshop, saya sering menyampaikan bahwa kita perlu membaca banyak supaya kita bisa menulis dengan baik dan produktif. Tanpa membaca, mustahil kita bisa menghasilkan tulisan. Lebih spesifik lagi, tanpa membaca materi-materi, buku-buku yang baik, sulit bagi kita untuk menghasilkan tulisan yang baik. Untuk bercerita tentang bagaimana memasak mi instan yang pas, kita perlu membaca panduan memasak yang tercetak di belakang bungkusnya. Bukankah begitu?

Kedua, kita sering melupakan proses reflektif setelah membaca. Apa itu? Reflektif, berpikir tentang poin penting dari apa yang sudah kita baca. Apa informasi penting dari materi yang sudah saya baca? Bagaimana informasi ini terkait dengan informasi lainnya? Dan yang lebih penting, apa yang bisa saya sampaikan berdasarkan banyak informasi yang sudah saya baca? Proses reflektif menghasilkan argumen, menghasilkan sudut pandang kita akan suatu topik berbasis dari beragam informasi yang kita dapatkan dari proses membaca. Hayo, siapa yang sudah membaca banyak tapi masih ndak tau mau menyampaikan apa? Mungkin anda melewatkan proses reflektif.

Next, outlining! Tulisan yang baik adalah tulisan yang direncanakan. Apa artinya? That means kita sudah membuat kerangka tulisan sebelum menulis, berpikir tentang bagaimana ide-ide akan ditata dan bagaimana kita akan menyampaikan ide tersebut. Outlining bukan sekedar membuat daftar poin ide yang akan kita sampaikan. No, lebih dari itu. Outlining adalah proses kreatif dimana kita harus berpikir dan merancang bagaimana ide atau kumpulan informasi harus ditata agar membentuk alur argumen atau alur cerita yang baik. People love stories! Alur argumen atau cerita yang baik akan memudahkan pembaca untuk memahami gagasan yang kita sampaikan.

Last, polishing. Polish, polish and polish! Ah saya sudah selesai menulis. That’s it! Kita sering enggan (atau malas) mempoles tulisan kita sendiri. Editing dan proofreading! Iya, editing untuk memastikan substansi tulisan kita, ide ditata dengan baik, dan semua maksud/gagasan tersampaikan dengan kalimat-kalimat yang jelas dan mudah dipahami. Proofreading untuk memastikan tidak ada kelasahan <–  nah ini contohnya! Untuk memastikan tidak ada kesalahan-kesalahan dalam tulisan yang bisa mengganggu mood pembaca. Tulis dengan bahasa yang baik, diksi yang pas, dan jangan lupa TATA BAHASA! Grammar, ladies and gentlemen! Itu penting banget!

Ok, saya ringkas ya. Supaya tulisan kita menjadi lebih baik, jangan melewatkan empat tahapan ini:

  1. Membaca
  2. Refleksi informasi yang kita dapat dari proses membaca
  3. Outlining (membuat rencana/kerangka tulisan)
  4. Polishing – editing dan proofreading

Semoga bermanfaat 🙂    Semoga tulisan kita menjadi lebih baik

Comments are closed.

Proudly powered by WordPress | Theme: Baskerville 2 by Anders Noren.

Up ↑