Kebahagiaan Posted on August 12, 2018 By Ardian Setiawan Sewaktu kita masih kecil dulu, syarat kebahagiaan kita sangat sederhana, layang-layang dan benang, hujan-hujanan, boneka mainan, sendok garpu plastik… Sampai usia membuat kita menjadi semakin tua, dan kita mengikuti standard bahagia yang ditentukan oleh lingkungan sosial kita. Kita kemudian lupa bahwa kita menentukan bahagia kita sendiri. Kita lupa pada hujan gerimis yang membuat kita berlari kegirangan, pada layang-layang dan padang rumput, pada hal-hal sederhana yang membuat kita tertawa bersama teman-teman sepermainan. Kita berubah, kita menganggap kebahagiaan adalah status sosial, kendaraan, jabatan, kekayaan… Kita terus mencari, terus menerus, sampai kita kehilangan waktu. Kita harus kembali, kembali pada bahagia yang sederhana. Bukan dari orang lain, tapi dari diri kita sendiri. Your happiness should be from yourselves
Organization Posted on June 14, 2018 Metaphorically, an organization is a machine. In an ideal condition, all parts run harmoniously to generate ‘power’ – the expected results. However, not all parts have the same endurance-power-performance and other standard characteristics. Thus, every machine faces failure risks due to variability [of the parts]. If one part ‘performs’ too… Read More
Tepian Posted on October 27, 2017 Perjalanan seorang akademisi itu tidak pernah berakhir, karena ilmu tidak mempunyai ujung tepian. Setiap kali kita sampai pada satu pemahaman, kita akan menemukan bahwa ada banyak hal lain yang harus kita kejar. Read More
Menulis: purely intuition or conscious modelling? Posted on October 13, 2022November 10, 2022 Sebagai editor bahasa, saya mendapatkan ‘privilege’ untuk mengamati tulisan-tulisan yang ditulis oleh akademisi dari berbagai bidang ilmu. Saya selalu tertarik mengamati dua hal: pertama, ragam gaya selingkung atau struktur artikel, dan kedua, authorial voice dan sudut pandang penulis dalam tulisannya. Sangat menarik Hasil pengamatan saya Banyak penulis berhasil menyajikan artikel… Read More